Habis Manis Sepah Dibuang  Menpora Harus Cermati Perihal Keluh Kesah Mantan Atlet Nasional

HomeUncategorized

Habis Manis Sepah Dibuang Menpora Harus Cermati Perihal Keluh Kesah Mantan Atlet Nasional

Jakarta, faktaonenews.com

Max Auty, mantan petinju nasional yang meraih medali emas, saat ini menjalani hidup sebagai tukang tambal ban , di kelurahan Benteng Ambon. Berikut adalah informasi lebih detail mengenai Max Auty:
Prestasi Gemilang:
Peraih medali emas tinju kelas Welter di PON X 1981 Jakarta dan PON XI 1985 Jakarta.
Meraih Sarung Tinju Emas (Golden Glove) pada Kejuaraan Sarung Tinju Emas (STE) di Manado, Sulawesi Utara, Tahun 1981.
Meraih medali emas kelas Welter di SEA Games XI, 6-15 Desember 1981 di Manila, Filipina.


Kondisi Saat Ini:
Bekerja sebagai tukang tambal ban di rumahnya di kawasan Benteng, Kecamatan Nusaniwe, Kota Ambon, Maluku.
Menjalani hidup yang sulit dan membutuhkan perhatian dari pemerintah daerah Maluku.
Perhatian Pemerintah:
Pernah mendapatkan hadiah Rp 100 juta dari Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia pada zaman Ketua Harian KONI Maluku Agust Kaya.
Pernah mendapatkan bantuan Rp 3 juta saat Hari Olahraga Nasional di Ambon.
Kisah Max Auty ini menyoroti tantangan yang dihadapi oleh banyak atlet setelah pensiun, dan pentingnya perhatian serta dukungan dari pemerintah dan masyarakat terhadap para pahlawan olahraga.
Peribahasa “habis manis sepah dibuang” memiliki beberapa kata lain atau ungkapan serupa yang menyampaikan makna yang sama, yaitu:
Seperti membuang sampah setelah dipakai: Ungkapan ini memberikan perbandingan yang kuat, menyamakan orang atau sesuatu yang ditinggalkan dengan sampah yang tidak berharga.
Tak ada gading yang tak retak: peribahasa ini bermakna tidak ada sesuatu yang sempurna.
Makna dari peribahasa ini adalah bahwa seseorang atau sesuatu yang sebelumnya berharga atau bermanfaat, kemudian diabaikan atau ditinggalkan setelah tidak lagi memberikan keuntungan. Peribahasa ini sering digunakan untuk menggambarkan situasi yang tidak adil, atau tidak berterima kasih. Pemda Maluku atau pemerintah Pusat harus menyulih kembali mantan Atlet Nasional ini perihal negatif yang harus di cermati baik baik Oleh Pemda Maluku terlebih Menpora mengingat max merupakan atlet Nasional harusnya dia diangkat minimal jadi PNS atau di perhatikan lagi kesenjangan hidup ini Negara yang seharusnya malu membiarkan mereka terlantar..

Troy Hukom