Maluku, faktaonenews.com
Pj. Bupati Maluku Tengah Dr. Rakib Sahubawa, turut serta menghadiri tradisi Seremoni adat yaitu Panas Gandong ritual yang menghangatkan persaudaraan kandung di Negeri Seit dan ouw berlangsung di Kecamatan Salahutu, selama tiga hari ke depan 26/27/28 Agustus 2024 .
Setelah 19 tahun berlalu, yang di mana terakhir digelar pada tahun 2005 di Negeri Ouw, acara Panas Gandong akhirnya kembali digelar kali ini di Negeri Seith selama 3 hari dari tanggal 26-29 Agustus 2024.
Pada kesempatan ini Pj. Bupati Malteng Dr Rakib Sahubawa mengatakan, seremoni adat yakni Panas Gandong bukan hanya sebuah tradisi, tetapi merupakan simbol persaudaraan yang kokoh antara Negeri Seith dan Negeri Ouw, yang telah terjalin sejak lama histori yang diwariskan dari generasi ke generasi.
ikatan persaudaraan antara dua negeri yakni Seith dan Ouw yang sudah terjalin sejak jaman dahulu, pada hari ini, Senin, 26 Agustus 2024 akhirnya digelar kegiatan Akbar Panas Gandong.
Diketahui bahwa Negeri Ouw hubungan gandong dengan Negeri Seith yang beragama Islam di Pulau Ambon. Walaupun berbeda agama.
Perlu diketahui, ritual panas gandong ini mengarah ke tingkah laku satu perbuatan yang terikat pada aturan-aturan yang sakral ,menurut adat atau agama’ bertujuan untuk mempererat persaudaraan kedua negeri, yang terikat dalam satu gandong persaudaraan satu kandungan atau hubungan saudara dalam adat Maluku sangat kental .
Acara seperti ini merupakan salah satu yang pertama diadakan di seluruh Maluku bagian Tengah sejak konflik horizontal 1999 terjadi. Sebelumnya, kedua negeri juga mengadakan panas gandong tahun 1956 dan 1997 di Seith.
Asarate dan Asapate menurut ceritera lokal merupakan nenek moyang bagi Seith dan Ouw. Mereka adalah seorang pendekar beradik kakak yang memutuskan hidup dan menetap di pulau yang berlainan.
Dan dalam sejarah, keturunan Asarate di Seith menerima agama Islam, sementara keturunan Asapate di Ouw menjadi pemeluk Kristen Protestan.
Dengan demikian, Sahubawa menuturkan untuk tetap di jaga nilai-nilai positif buat adat budaya tradisi adat kita akan terus terjaga dan diwariskan ke generasi berikutnya. Mari kita bersama-sama menjaga dan merawat apa yang telah diwariskan oleh leluhur,kita yang menjadi histori untuk Maluku Tengah yang lebih damai, rukun, dan sejahtera,” tandas Sahubawa .
*royarends